ini cerita jelek, abis gue juga ga berbakat bikin ginian. ini bisa dibilang FF tapi sangat jauh dari harapan hahaha maaf yah jelek -_- bagusbagus kalo ga ada yang baca. tapi lain kali gue bakal bikin yang bagus kok :) mianhae ('-')v
“maaaaaaaa, cepet dong! Ini kan hari pertama ku sekolah disekolah baru” Gladia berkata kepada mama nya yang sedang menyiapkan baju yang akan dipakai Gladia ke sekolah barunya di SMA Pelita Seoul.
“iya sayang tunggu yah! Sebentar lagi mama selesai kok!” mama mencoba menenangkan
“ih mama, nanti kalo aku telat sekolah kan ga lucu ma! Ini kan hari pertama” Gladia mengeluh
“iya sayang mama tau! Tau deh yang mau masuk sekolah orang kaya” kata mama Gladia meledek.
“ih mama apasih? Udah ah aku jalan yah ma!”
“oke. Hati-hati yah sayang!”
Lalu Gladia pun bergegas pergi menuju kesekolah barunya dengan berjalan kaki karena letak sekolah Gladia yang baru tidak terlalu jauh dari rumah barunya. Gladia adalah anak seorang pengusaha Indonesia yang pindah ke Korea Selatan karena ada urusan bisnis antar perusahaan. Gladia adalah anak yang sangat pintar dan cantik. Dia juga baik hati. Dia mempunyai seorang kakak yang bernama Hun. Sayangnya Hun berbeda umur dengan Gladia. Umur Gladia saat ini 16 tahun dan Hun 19 tahun. Mereka sangat dekat satu dengan yang lainnya. Mereka suka bercerita apa yang terjadi kepada mereka saat itu. Dan hari pertama Gladia menuju ke sekolah barunya tidak bisa diceritakan kepada Hun, karena Hun masih di Indonesia dan akan pergi ke Korea dua minggu kemudian.
Lalu Gladia melanjutkan perjalanannya. Ketika di tengah perjalanan menuju ke sekolah barunya dia bertemu dengan seseorang yang sangat misterius. Orang itu berpakaian seragam yang sama dengan yang Gladia kenakan saat itu. Dan Gladia berfikir kalau dia juga berasal dari sekolah yang sama. Lalu orang itu memperhatikan Gladia yang sedang berjalan sendirian menuju sekolah barunya. Dan Gladia merasa risih. Dan akhirnya Gladia pun membalikan badannya kebelakang. Gladia berkata
“hey kamu! Kenapa kamu mengikuti saya daritadi? Ada yang salah dengan saya?”
Lalu orang misterius itu mengadahkan kepalanya keatas dan orang itu hanya diam. Dan Gladia pun akhirnya melanjutkan perjalanannya. Karena Gladia merasa kesepian akhirnya dia memutar lagu di handphone nya menggunakan headset. Dan waktu Gladia baru melangkah tiba-tiba dari belakang sepertinya ada orang yang berteriak. Tampaknya orang itu sangat panik dan waktu Gladia membalikan badan terdengar suara
“awaaaaaaaaaaaaaaaaaaas! minggirrrrrr! Rem sepeda saya blong! Minggirrrrrrrrr!”
Lalu karena Gladia tidak tau akhirnya sepeda itu menghantam Gladia yang sedang berjalan. Untungnya Gladia tidak terluka, dan anak yang membawa sepeda itu sangat lah ceroboh. Sudah tau remnya blong tapi dia malah ngebut-ngebutan. Dan akhirnya anak yang membawa sepeda itu menolong Gladia untuk berdiri kembali dan dia meminta maaf kepada Gladia. Karena Gladia adalah anak yang baik hati dia pasti memaafkan anak ceroboh itu. Dan akhirnya Gladia melanjutkan perjalanannya menuju sekolah. Dan Gladia sedikit memikirkan sesuatu. Dia berfikir baru masuk saja dia sudah mendapat kesialan. Dan dia berharap semoga saja ini tidak bertanda sesuatu nanti disekolah. Dan Gladia pun akhirnya sampai di depan pintu gerbang sekolah. Dan Gladia berkata
“huft, akhirnya sampai juga disekolah baru!”
Dan Gladia berkata didalam hati
“sekolahnya sangat besar, bagus, bersih dan rapih. Tidak seperti sekolahan ku yang dulu di Jakarta. Hmmm, kira-kira nanti aku berteman dengan siapa yah?”
Lalu Gladia mengalihkan pandangannya ke tempat parkir. Disitu dia melihat orang yang tadi menabrak dirinya. Lalu orang itu juga melihat Gladia, dan orang itupun menyamperi Gladia yang tampaknya sedang kebingungan. Orang itu berkata
“hey! Kamu yang tadi aku tabrak kan? Ngapain kamu disini?”
“hehe iya,hmm aku lagi bingung sekarang”
“bingung kenapa?”
“hmm aku bingung karena aku ga tau aku dikelas mana?!”
“loh, kamu anak baru yah? Pantesan aku ga pernah ketemu kamu”
“hehe oiya kamu tau ga dimana ruang guru?”
Orang ceroboh itu diam kurang lebih 2 menit, dan ia berkata
“oiya? Kamu tadi nanya apa?”
Lalu Gladia mencoba sabar dan Gladia berfikir kalau orang ini bukan hanya ceroboh, tapi dia juga sangat aneh. Dan Gladia pun melanjutkan pembicaraan nya dengan orang itu
“tadi aku nanya, dimana letak ruang guru? Kamu malah diem aku Tanya begitu!”
“oya? Maaf maaf yah tadi aku memikirkan sesuatu tapi aku ga tau apa yang aku pikirkan saat itu! Hehehe ayo aku anterin ke ruang guru!”
Dan mereka pun berjalan menuju ruang guru. Dan sepanjang perjalanan orang ceroboh plus aneh itu kalo ga nabrak tembok, dia nabrak
tempat sampah. Dan Gladia pun tertawa melihat tingkah anak itu. dan di sepanjang perjalanan itu juga mereka berkenalan satu sama lain
“oiya nama kamu siapa?” kata orang ceroboh plus aneh itu
“hmm, perkenalkan nama aku Gladia. Nama kamu siapa?”
“nama aku Sungmin, nice to meet you girl!”
“hahaha kamu lucu! Nice to meet you too Sungmin!”
Dan akhirnya mereka tiba di depan ruang guru. Lalu Sungmin berkata kepada Gladia
“ini ruang gurunya! Aku ke kelas dulu yah? Sampai jumpa!”
“oh iya terima kasih banyak yah Sungmin! Byebye!”
Gladia pun memasuki ruang administrasi untuk mengetahui dimana nanti dia akan ditempatkan. Dan akhirnya dia tau kalau dia harus memasuki ruang 305. Tapi dia masih berfikir kira-kira nanti dia seruangan dengan siapa. Dan dia teringat dengan orang misterius yang tadi sempat bertemu dengan dia dijalan. Dia memikirkan kira-kira anak tadi ada diruang berapa? Dan apakah nanti dia akan bertemu lagi? Dan akhirnya dia sudah tiba di depan ruang 305. ketika dia masuk ke dalam kelas baru dia mendengar ada orang yang berteriak
“GLADIAAAAAAAAAAA SELAMAT DATANG KE KELAS BARU! Wah ternyata kita sekelas yah?”
Dan ternyata itu adalah Sungmin. Lalu anak-anak pun tertawa melihat Sungmin yang terlalu berlebihan menyambut Gladia. Lalu Guru pun masuk ke kelas mereka untuk memulai pelajaran. Dan akhirnya Gladia harus memperkenalkan diri di depan kelas. Dan ketika dia berdiri di depan kelas dia melihat orang yang tak asing lagi dimatanya. Pas dia sampai di depan kelas dia berfikir, dan ternyata itu si orang misterius! Wah ga nyangka ternyata dia bisa sekelas sama si orang misterius dan orang ceroboh plus aneh alias sungmin yang waktu itu mereka bertemu dijalan yang sama saat Gladia ingin berangkat sekolah. Orang misterius itu selalu menunduk ketika Gladia melihatnya waktu perkenalan diri. Dan si Sungmin sibuk sendiri dengan pensil-pensil bergambar kartunnya itu. waktu Gladia sudah selesai memperkenalkan diri di depan kelas, dan sekarang saatnya murid-murid lainnya yang memperkenalkan diri. Dan perkenalan pertama di mulai dengan Sungmin
“HAI GLADIA TEMAN BARUKU! NAMA AKU LEE SUNGMIN! PANGGIL AKU SUNGMIN! KAMU TAU KAAAAAN?”
Gladia hanya tersenyum saja melihat Sungmin berbicara dengan nada besar seperti itu. dan perkenalan kedua dilanjuti oleh sun dan hyun dan park dan lain-lainnya sampai akhirnya orang misterius itu memperkenalkan diri. Dan akhirnya rasa penasaran Gladia terungkap, dia berdiri di kursi nya dan dia batuk-batuk kecil sebelum berbicara dan akhirnya dia berbicara
“nama saya kim joong woon, panggil saya yesung”
Gladia diam lalu berbicara didalam hatinya
“Oh ternyata nama dia yesung yah? Hmm, nama yang bagus! Tapi kayanya dia orangnya cuek banget deh? Mau ga yah dia kenalan? Hmm, minta bantuan Sungmin aja lah! Eh tapi Sungmin mau bantuin ga yah?”
Lalu pandangan Gladia tertuju pada Sungmin yang sedang sibuk sendiri dengan pensil-pensil bergambar kartun itu, Gladia membayangkan apa yang terjadi jika dia meminta bantuan kepada Sungmin yang selama ini tak pernah dipercaya oleh teman-temannya untuk melakukan apapun. Dan Gladia pun sesaat melihat ke arah Yesung, namun setiap dia sedang memperhatikan Yesung, selalu saja Yesung selalu sadar jika dia sedang diperhatikan oleh seseorang. Lalu Gladia pun gugup untuk memandang Yesung lagi. Akhirnya dia mengalihkan lagi pandangannya kearah Sungmin. Dia masih bingung bagaimana dia harus bilang ke Sungmin kalau dia ingin berkenalan kepada Yesung. Dan ketika Gladia sedang melamun melihat Sungmin, tiba-tiba saja Sungmin sadar kalau Gladia sejak tadi memperhatikan dia. Sungmin pun mendekati Gladia.
“hayooooo, kamu ngapain ngeliatin aku? Kamu suka yaaaah sama akuuuu?”
Sungmin berbicara dengan ciri khas nya yaitu berbicara layaknya anak kecil. Dan Gladia pun menjawab
“engga! Ih kamu keGRan aja sih? Aku lagi bingung tau!”
Sungmin pun sepertinya bisa membaca pikiran Gladia
“aku tau apa yang kamu pikirin! Pasti kamu mau minta bantuan aku untuk berkenalan dengan Yesung ketua OSIS itu kan?”
Gladia sesaat diam, dia ga tau apa yang harus dia lakukan karena Sungmin tau apa yang dipikiran Gladia.
“iya kan?”
Sungmin berbicara lagi
“hmm, kamu tau darimana kalo aku mau ngomong kaya gitu? Kamu pesulap yah? Kok bisa baca pikiran aku sebelum aku bicara sama kamu?”
Sungmin pun tertawa keras yang mengundang mata seluruh anak-anak kelas tertuju pada dirinya. Gladia pun menunduk malu. Namun ketika semua mata tertuju pada Sungmin, hanya Yesung yang tidak memperdulikan tertawaan nya Sungmin.
“sungmin, kamu kalo ketawa jangan keras-keras dong? Aku malu tau! Sekarang jawab pertanyaan aku, kamu pesulap yah?”
Dan sekarang Sungmin tertawa kecil dan akhirnya dia menjawab
“maaf yah? Gara-gara aku kamu jadi begini! Hahahaha sebenernya aku bukan pesulap. Namun aku punya keturunan dari ayah aku kalo aku bisa membaca pikiran orang yang sedang memperhatikan aku”
Gladiapun bingung apa yang Sungmin bicarakan barusan. Dan Sungmin berbicara lagi kepada Gladia sebelum Gladia menjawab obrolan Sungmin yang barusan
“kamu pasti bingung kan? Udah lah kamu ga usah bicara lagi! Aku sudah tau dari mata kamu! Jangan boong!”
Dan Gladia pun akhirnya mengakuinya kalau dia ingin meminta bantuan Sungmin untuk berkenalan dengan Yesung. Dan Sungmin pun tertawa lagi karena melihat tampang Gladia yang malu-malu untuk mengakui kalau dia menyimpan sesuatu yang tersembunyi, namun kali ini tertawaan Sungmin tidak mengundang lirikan anak-anak kelas seperti tadi. Dan akhirnya pelajaran pun selesai dan sekarang waktunya pulang. Kali ini Gladia pulang bareng dengan Sungmin karena Sungmin ingin tau dimana letak rumah Gladia. Dan akhirnya mereka pun pulang bareng dengan menaiki sepeda milik Sungmin. Ketika sepeda Sungmin keluar melewati gerbang sekolah ternyata dari kejauhan Yesung memperhatikan mereka berdua yang tampaknya bahagia sekali bisa pulang bersama. Yesung berdiam diri dan dia teringat akan masa lalu nya ketika dia bisa pulang bareng dengan keluarganya ketika dia pulang sekolah. Namun sekarang itu hanyalah khayalan karena orang tua Yesung yang sangat sibuk dengan pekerjaannya di luar negeri. Walaupun Yesung orang yang sangat kaya, namun hatinya tidak sekaya hartanya. Dia rindu akan kasih sayang orang tuanya. Walaupun dia menjadi ketua OSIS dan ketua basket namun itu tidak bisa menggantikan kebahagiaannya ketika dia bersama dengan kedua orang tuanya semasa dulu. Dan akhirnya Yesung pun melanjutkan perjalanan menuju rumahnya. Ketika Yesung melewati jalan pintas menuju rumahnya dia bertemu dengan sepeda yang sepertinya tadi dinaiki oleh Gladia dan Sungmin. Langkahnya pun mulai diperlambat sampai akhirnya dia terhenti sesaat untuk melihat sekelilingnya. Dan akhirnya dia melihat Gladia dan Sungmin yang sedang berjalan menuju Toko Ice Cream. Tiba-tiba Sungmin melihat Yesung yang daritadi sudah memperhatikan mereka. Sungminpun memanggil Yesung
“HEY YESUNG! SINI MAKAN ICE CREAM BARENG KITA!”
Namun Yesung malah menghindar dan akhirnya dia lari sampai akhirnya Gladia pun melihat Yesung yang sedang berlari. Dan Gladia berkata kepada Sungmin
“Sungmin, itu tadi Yesung yah? Kenapa dia lari begitu?”
“iya tadi itu Yesung! Aku juga ga tau kenapa dia berlari seperti itu? padahal kan aku sudah mengajak dia untuk makan Ice Cream bareng kita! Tapi dia malah menghindar!”
Gladia pun akhirnya mengajak Sungmin untuk pergi meninggalkan Toko Ice Cream itu dan mengejar Yesung dengan sepeda Sungmin itu. namun mereka kehilangan jejak Yesung. Gladia pun berkata
“yah gimana ini? Kita terlambat mengejar dia!”
Sungmin menjawab
“lagian kita ngapain sih ngejar dia? Udah tau dia perginya udah daritadi, pastilah kita kehilangan jejak dia! Udah yuk kita pulang ke rumah kamu aja!”
“yaudah deh! Ayuk!”
Gladia pun akhirnya menjawab dengan nada pasrah. Dan akhirnya mereka pun sampai di depan rumah Gladia. Reaksi Sungmin ketika melihat rumah Gladia yang sangat besar hanyalah melamun. Kini saatnya Gladia membaca pikiran Sungmin. Gladia menebak kalau Sungmin kagum akan rumah Gladia. Akhirnya Gladia pun angkat bicara
“aku tau apa yang kamu pikirkan! Pasti kamu kagum akan rumahku kan? Ayolah tak usah berbohong! Aku bisa membaca lewat matamu!”
Sungmin pun menjawab
“bu bu bukan gi gi gitu! Ru rumah ka kamu I itu ber ber sebrangan dengan……………..”
Gladia memotong pembicaraan Sungmin dan berkata dengan nada panik
“bersebrangan dengan apa?”
Sungmin menjawab lagi
“rum rumah ka kamu ber sebrangan deng dengan ru rumah……”
Sungmin diam sejenak, lalu melanjutkan lagi
“RUMAH KAMU BERSEBRANGAN DENGAN RUMAH AKUUUUUUUUUUUUUUU! Pantesan kok jalannya kaya pernah aku lihat, eh ternyata ini memang jalan menuju rumahku! Dan yang lebih kebetulan lagi ternyata kita tetanggaan! HOREEEEEEEEEEEEEEEEEE!”
Sungmin pun senang sesaat. Dan yang Gladia pikirkan saat itu adalah kalau dia memang tidak bisa membaca pikiran seperti Sungmin, yang kedua ternyata dia bertetangga dengan Sungmin. Berarti mau ga mau mereka berangkat sekolah dan pulang sekolah bareng. Huft! Berarti ini bisa menjadi kesempatan untuk Gladia karena dia bisa menanyakan hal-hal yang tidak dia ketahui tentang Yesung.
Matahari sudah terbit dari ufuk timur, itu bertanda hari sudah pagi. Dan Gladia bergegas bangun dari tempat tidurnya dengan mata yang masih sayup melihat keadaan sekitarnya. Gladia pun membuka jendela dan dia menghirup udara pagi hari yang sangat menyejukan. Dia melihat keluar jendela dan memperhatikan sekeliling rumahnya, sampai mata dia tertuju ke rumah Sungmin yang berada tepat di depan rumahnya. Dia masih memikirkan apa yang akan Sungmin lakukan pagi ini. Dan dengan muka yang masih terlihat lelah, Gladia pun turun ke lantai bawah untuk mandi. Ternyata di ruang tamu ada seseorang yang sedang tertidur ditutupi dengan selimut. Gladia sangat bingung, siapakah orang itu?
“kenapa dia tidur di ruang tamu? Apa itu papa? Atau mama? Ah tak mungkin mereka tidur di sofa seperti itu!”
Akhirnya Gladia menuju ke kamar orang tuanya untuk memastikan apa itu mereka atau bukan. Dan ternyata di kamarnya ada sang papa dan mama yang masih tertidur lelap di tempat tidurnya. Dan akhirnya Gladia pun menuju ke ruang tamu lagi. Dan dengan rasa yang takut dia membuka selimut yang menutupi siapa orang yang sedang tertidur di sofa itu. ketika Gladia membuka selimut itu dia sangat kaget, karena yang sedang tertidur itu adalah kakaknya sendiri alias Hun!
“ah kakak ku sudah datang! Apa yang harus kulakukan sekarang? Apa aku harus membangunkannya? Tapi ini masih pagi. Waktu masih menunjukan pukul 06.00 dan kelihatannya dia sangat lelah. Atau aku biarkan saja dia tertidur lelap dikursi ini? Tampaknya dia kedinginan!”
Gladia pun mengambil selimut lagi untuk menutupi tubuh kakaknya yang tampaknya sedang kedinginan. Dan setelah itu Gladia pun memberikan kecupan hangat untuk sang kakak agar Hun tau betapa Gladia mencintai sang kakak. Setelah Gladia pergi menuju kamar mandi, ternyata Hun tidaklah tidur. Dia ternyata hanya berpura-pura tidur saja disaat adiknya datang menghampiri dirinya. Dia ingin tau apakah Gladia merindukan dirinya atau tidak. Dan setelah Hun bangun dari sofa, dia menuju ke kamar Gladia untuk memberikan sebuah kado special untuk sang adik tercinta, dia memberikan boneka beruang yang sangat besar. Ukuran nya bisa menghampiri ukuran tubuh manusia. Boneka itu dibeli Hun saat dia transit di Singapore. Dan akhirnya Hun kembali ke sofa dan berpura-pura tidur lagi. Dan ketika Hun tidur di sofa, Gladiapun keluar dari kamar mandi. Gladia pun menuju kekamarnya di atas, dan dia kaget karena ada sebuah boneka beruang yang sangat besar di tempat tidurnya. Dia berkata didalam hatinya
“siapa yang memberikan boneka beruang besar pagi-pagi seperti ini? Apa ada orang yang menyelinap masuk lewat jendela disaat aku pergi ke kamar mandi tadi? Hmm, aku rasa ini kerjaan Hun! Mungkin tadi dia hanya berpura-pura tidur didepanku? Trus pas aku masuk kamar mandi dia bangun untuk menaruh hadiah ini di kamarku? Ah biarkanlah! Aku berpura-pura tidak tau saja! Nanti dia juga mengakui nya!”
Gladiapun tersenyum sipu melihat tingkah kakaknya yang seperti ini. Dia pun akhirnya mengganti bajunya dengan baju seragam dan dia turun ke bawah untuk sarapan pagi. Ketika dia kebawah dia melihat sang mama dan papa yang baru keluar dari kamar tidur mereka. Lalu mama bilang
“tumben kamu pagi-pagi gini sudah rapih? Ini kan masih pagi sayang? Kamu lihat saja ini masih jam 06.25 pagi! Sedangkan kamu berangkat pukul 06.45”
Gladia menjawab
“gapapa ah ma! Sekali-kali kan aku rajin bangun pagi kaya gini! Lagian aku tadi kebangun sendiri. Trus aku langsung mandi aja biar seger. Oiya ma, itu kak Hun yah yang tidur di sofa? Tadi malem dia datang kesini yah? Jam berapa? Trus siapa yang nganterin dia kesini? Trus dia bawa apa aja dari Indonesia?”
Mama menjawab
“iya sayang, itu kak Hun! Tadi pagi dia baru sampai Korea. Sekitar pukul 03.00 pagilah. Mama juga ga tau dia naik apa? Kayanya naik taksi deh. Tadinya sih mama mau jemput sama papa, tapi kita kecapean. Yaudah mama Cuman ngasih alamat rumah kita aja biar dia sendiri yang dateng kesini naik taksi. Hmm,mama ga tau dia bawa apa!”
“oh gitu!”
Gladia menjawab sambil mengangguk-angguk. Sekarang waktu sudah menunjukan pukul 06.31 pagi, dan Gladia ingin berangkat sekolah agak pagian. Akhirnya dia pergi ke sekolah pukul 06.35 pagi. Tapi hari ini dia tidak berjalan kaki, melainkan hari ini dia menaiki sepedanya.
Sebelum dia mengendarai sepedanya, dia mengambil Ipod dari tas sekolahnya itu. barulah dia mengendarai sepedanya dengan perlahan. Dia sengaja menggoes pedal sepedanya dengan perlahan, karena dia ingin merasakan nikmatnya udara pagi. Pas dijalan perempatan dekat sekolahnya tiba-tiba ada truk dari arah berlawanan. Gladia pun mencoba mengerem sepedanya tapi tidak bisa.
“ah, ada apa dengan rem ku ini? didepan ada truk! Bagaimana ini?! TIDAK! REM KU BLONG! TOLOOOOOOOOOOOOOOOOONG!”
Gladia pun panik dan dia tak tau apa yang harus dia lakukan! Jika ia melepaskan stang sepedanya, dia akan tertabrak oleh truk itu, namun apabila ia terus memegang stang itu dia juga akan celaka. Ketika Gladia sedang menutup matanya karena dia sudah pasrah dengan apa yang terjadi, tiba-tiba saja dari arah samping kanan dia mendengar suara yang meneriakkan
“GLADIA AWAS! GLADIA BUKA MATAMU! DI DEPAN ADA TRUK!”
Dan akhirnya Gladiapun membuka matanya, namun dia terlambat karena truk sebentar lagi datang manghampiri dirinya. Tiba-tiba saja orang yang meneriakan Gladia tadi menghantam Gladia untuk menghindari Gladia dari truk yang menghampiri dirinya. Dan akhirnya Gladia terlempar ke pinggir jalan dan orang yang berusaha menyelamatkan Gladia tadi tertabrak dan terlempar oleh truk. Gladia pun langsung bangkit untuk berusaha menyelamatkan orang yang menyelamatkan Gladia tadi. Ketika Gladia melihat orang yang menyelamatkan dia tadi ternyata orang itu adalah Yesung. Gladia langsung lari menghampiri Yesung dan dia menangis didepan Yesung dan didepan orang banyak yang mengelilingi mereka. Gladia berbicara kepada Yesung dengan suara isak tangisan
“Yesung, Yesung, bangun Yesung! Kamu udah nyelamatin aku! Yesung bangun! Apapun akan ku lakukan untuk membuat kamu sembuh kaya dulu. Yesung bangun! YESUUUUUUNG!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Gladia pun teriak karena Yesung tidak sadarkan diri. Akhirnya ambulance pun datang menghampiri mereka berdua. Berarti hari ini Gladia dan Yesung tidak sekolah karena mereka mengalami kecelakaan. Ketika Gladia diangkut oleh ambulance dia hanya bisa menangisi Yesung yang sejak tadi tidak sadarkan diri. Dia tak tau apa yang harus dia lakukan saat itu. dia sangat panik ketika melihat muka Yesung yang penuh dengan goresan aspal dan kepalanya yang mengeluarkan banyak darah sehingga baju seragam Yesung ditetesi banyak darah. Gladia tak tau mau mengucapkan apa ketika Yesung sadar nanti, tapi jika Yesung tidak sadarkan diri, apa yang harus Gladia lakukan? Akhirnya dia memegang tangan Yesung dengan erat sambil menangis disamping Yesung. Gladia berjanji dia akan selalu ada di samping Yesung sampai Yesung benar-benar pulih. Ketika sampai di Rumah Sakit, Gladia menghubungi keluarga nya dan memberi tahu kalau dia tadi mengalami kecelakaan dan sekarang dia ada dirumah sakit, begitupun ketika Gladia menghubungi sekolah. Gladia pun hanya bisa mengunggu di depan ruang UGD sambil menangis karena dia ingat keadaan Yesung yang sangat parah. Ketika Gladia sedang menangis, tiba-tiba Hun datang. Tapi tidak ada mama dan papa Gladia. Kata Hun, mama dan papa Gladia akan datang nanti malam. Dan ketika Hun menghampiri Gladia, Gladiapun langsung memeluk Hun dengan erat dan dia menangis sangat kejer di pelukan sang kakak. Dia bercerita apa yang tadi terjadi pada dirinya dan Yesung dengan isak tangisannya, dan dia tak tau apa yang harus dia lakukan saat ini. Hun sang kakak hanya berusaha menenangkan sang adik yang sedang panik.
4 jam berlalu, dan Gladia akhirnya tertidur di pangkuan kakaknya. Gladia tertidur sambil mengeluarkan air mata. Dan Hun mencoba menghapus air mata yang keluar dari mata sang adik. Dia terus membelai rambut Gladia agar Gladia tidak menangis lagi. Sampai akhirnya Yesung keluar dari ruang UGD dan dipindahkan keruang inap agar dia beristirahat. Ketika Yesung keluar dari ruang UGD, Yesung sudah sadar. Dan dia melihat Gladia yang sedang tertidur lelap dipangkuan sang kakaknya. Yesung juga melihat kalau Gladia tertidur sambil mengeluarkan air mata. Dan Gladia pun akhirnya terbangun oleh sendirinya dan Hun kaget karena tiba-tiba adiknya terbangun. Gladia pun melihat sekelilingnya, dan Hun merasa aneh mengapa adiknya menjadi seperti ini. Hun pun bertanya
“kamu kenapa dek? Mimpi buruk?”
Gladia menjawab dengan muka ketakutan
“tadi aku mimpi kalo Yesung keluar dari ruang UGD tapi Yesung udah ditutupin pake selimut alias dia udah menginggal! Itu bohong kan kak?”
Gladiapun perlahan mengeluarkan air mata. Namun kakaknya menjawab
“kamu jangan nangis lagi! Itu gabener kok! Tadi Yesung memang sudah keluar dari ruang UGD tapi dia engga meninggal. Tadi aja pas dia keluar, dia ngeliatin kamu kok yang lagi tidur! Udah jangan berfikiran negatif. Mending kamu keruangan Yesung aja, kakak mau cari
makanan dulu buat kamu sama Yesung. Kamu laper kan?”
Gladia menjawab
“iya aku laper! Kakak jangan lama-lama yah? Nanti aku gak ada temen!”
Dan akhirnya Hun pun pergi meninggalkan Gladia dengan senyuman kecil dan dia pergi untuk membeli sedikit makanan untuk adiknya dan Yesung. Dan Gladia pun juga pergi mencari dimana ruangan Yesung berada. Ketika Gladia sudah sampai didepan ruangan dimana Yesung berada dia melihat Yesung dari jendela kecil kalau Yesung sedang terbaring lemas di tempat tidur. Dia masih memikirkan kisah tadi pagi, apa yang terjadi jika Yesung tidak datang menyelamatkan dirinya? Mungkin sekarang Gladia sudah meninggal tertabrak truk. Dan Gladia berfikir, Yesung rela mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan Gladia. Gladia pun akhirnya masuk keruangan itu dengan muka bersalah, dan Yesung menyadari kalau ada yang masuk keruangan dia. Akhirnya Yesung pura-pura tertidur. Dan Gladia yang tidak tahu kalau Yesung sedang berpura-pura tertidur, langsung duduk di samping Yesung sambil memegang tangan Yesung. Gladia mencurahkan segala isi hatinya ke Yesung yang terlihat sedang tertidur. Gladia berani berbicara begitu kepada Yesung, karena Gladia berfikir kalau Yesung pasti tidak mendengar semua celotehan yang akan Gladia ucapkan nanti tentang segala isi hatinya. Padahal Yesung tidak tertidur saat Gladia memegang tangannya dan saat Gladia mencurahkan segala isi hatinya kepada Yesung. Gladia bilang
“yesung, seandainya kamu sadar saat aku berbicara seperti ini. Aku ingin mengungkapkan segala isi hatiku tentang kamu. Sejak kita bertemu pertama kali dijalan raya, ketika aku ingin berjalan menuju sekolah, aku merasa kamu orangnya sangatlah misterius. Dan ketika aku perkenalan didepan kelas dan kamu menundukan kepala, aku merasa ada yang aneh dengan dirimu. Dan ketika kamu memperkenalkan diri kepada aku, kamu terlihat sangat cuek dan jutek terhadap diriku. Sebenarnya aku ingin berkenalan dan berteman denganmu melalui Sungmin, tapi aku takut. Abisnya kamu jutek banget sih sama aku. Kamu keliatan kaya orang yang ga peduli sama aku. Padahal aku tau kalau sebenarnya kamu orangnya gak kaya gitu. Aku juga sebenarnya udah tau semua tentang kamu lewat Sungmin. Enggak semuanya juga sih. Aku palingan cuman tau kalo kamu itu Ketua OSIS dan kamu juga Ketua Basket, dan aku juga tau kalo kamu anak orang kaya, tapi kamu ga pernah merasakan kasih sayang dari orang tua kamu, aku tau kok! Dan aku sebenarnya mau tau semua tentang kamu dari kamu sendiri. Kamu pasti tau kenapa aku mau tau semua tentang kamu? Aku ga perlu menjawab karna kamu pasti udah tau kalo aku suka sama kamu. Ya aku suka sama kamu sejak aku melihat kamu dikelas. Aku suka memperhatikan kamu kalo kamu lagi melamun. Aku sebenarnya ga tau apa yang kamu pikirin saat kamu melamun itu. tapi kamu kalo diliat lagi melamun gitu, kamu ganteng banget. Aku ga bisa bohong sama perasaan aku. ini emang waktu yang terlalu singkat untuk aku suka sama kamu Yesung. Tapi inilah diriku. Apalagi tadi pas aku pengen ketabrak truk, tiba-tiba kamu ada untuk menyelametin aku. kamu sampe rela ketabrak truk demi aku. aku seneeeeeeng banget! Nah karena aku tau orang yang aku cintai saat ini sedang terluka demi aku makanya aku dari tadi cuman bisa nangisin kamu. Aku takut kamu kenapa-kenapa karena aku. aku gamau kehilangan orang yang aku cintai saat ini. Aku rela melakukan apapun demi kamu. Aku rela kok kalau sekarang aku yang ketabrak truk demi nyelametin kamu. Huft, aku gatau sekarang mau ngomong apa? Kira-kira reaksi kamu apa yah kalau kamu tau aku ngomong kaya gini? Hmm, cepet sembuh aja yah Yesung. Aku mau kamu pulih supaya kita bisa lebih deket lagi. Hehehehe eh muka kamu kalo lagi tidur kaya gini ganteng juga yah? Hehehehe aku jadi makin suka sama kamu deh.”
Dan Gladia pun menghentikan pembicaraan nya karena dia merasa ada orang yang sedang menguping pembicaraannya dengan Yesung. Dan diluar ruangan ternyata ada Sungmin yang sedang bersembunyi karena sejak tadi Sungmin mendengarkan apa yang Gladia bicarakan tentang perasaannya ke Yesung. Sungmin sangat sakit hati ketika mendengar Gladia bilang bahwa dirinya suka kepada Yesung. dan ternyata selama ini Sungmin menyimpan perasaannya ke Gladia. Sungmin suka kepada Gladia sejak bertemu di kelas. Sungmin sebenarnya ingin mengungkapkan perasaannya disaat dia dan Gladia sedang pulang berdua dengan sepeda Sungmin itu. namun Sungmin malu. Dia terlalu buruk untuk seorang Gladia yang sangat cantik. Sungmin sudah berbuat apapun demi Gladia. Namun Gladia tidak menyadari itu. Gladia malah mengabaikan perasaan Sungmin dan menyimpan perasaan ke Yesung. Sungmin pun akhirnya harus mengalah dan harus menerima kenyataan kalau Gladia suka kepada Yesung, bukan kepada dirinya. Sungmin yang tadinya ingin menjenguk Gladia dan Yesung namun sekarang dia harus pulang dengan hati terluka. Serangkaian bunga yang digenggam Sungmin, kini harus terpajang diantara benda-benda kotor alias di tempat sampah. Rasanya Sungmin ingin mengubah kata-kata puitis di serangkaian bunga itu menjadi kata-kata cacian karena dia sedang terbakar api cemburu. Dan selama perjalanan pulangnya kerumah, Sungmin yang menaiki sepeda lamanya itu tiba-tiba meneteskan air matanya perlahan.
(kembali ke keadaan rumah sakit)
Gladia pun keluar ruangan untuk mengecek kira-kira siapa yang tadi ada di luar. Dan ketika Gladia membuka pintu, Gladia melihat rangkaian bunga mawar yang terbuang di tempat sampah. Gladia sangat suka bunga mawar, terutama mawar merah. Gladia pun mengambil bunga itu dari tempat sampah, dan dia melihat disitu ada surat yang terselip. Dan ketika Gladia membuka surat itu, ternyata itu adalah surat dari Sungmin. Surat itu bertuliskan
“Gladia, apa kamu tak apa? Bagaimana keadaan mu sekarang? Apakah kamu baik-baik saja? Maaf aku tak bisa menemanimu disaat kamu tadi mengalami kecelakaan, maaf sekali. Aku mungkin bukan teman yang baik untukmu, maafkan aku. aku harap kamu lekas sembuh.”
Dan Gladia pun akhirnya membawa bunga itu masuk kedalam ruangan. Ketika Gladia melihat ke tempat tidur, disana tidak ada Yesung. Gladia sangat panik. Ternyata Yesung terjatuh dan mengalami pendarahan di kepalanya.
Ternyata Yesung terjatuh karena dia ingin mengambil handphone nya karena handphone nya berdering ada panggilan masuk dan ketika yesung ingin menggapainya, dia terjatuh dan dia tak sadarkan diri karena dia mengalami pendarahan dikepalanya.
Gladia langsung menjatuhkan bunga itu dan segera menyelamatkan Yesung. dia segera memanggil dokter dan dia segera menelpon Sungmin untuk menemaninya di rumah sakit. Sungmin yang baru sampai rumah ketika mendapat telepon dari Gladia, dia langsung menuju kerumah sakit karena Sungmin takut sesuatu terjadi kepada Gladia. Sesampainya dirumah sakit, Sungmin langsung menuju ruangan UGD untuk menemui Gladia. Dan ketika sampai di depan ruang UGD disitu ada Gladia yang daritadi menangis. Dan Gladia pun melihat Sungmin yang baru datang, dan Gladia berlari menuju Sungmin dan Gladia pun memeluknya dengan erat. Sungmin tak tau apa yang harus dia lakukan saat itu.
Gladia ingin menceritakan semua yang terjadi pada Gladia dan Yesung sebelum Yesung mengalami pendarahan ke Sungmin. Namun tak perlu diceritakan karena Sungmin sudah tau jawabannya. Gladia terisak-isak bercerita kepada Sungmin.
“s sung sung sungmin, ta ta tadi ye ye yesung hiks hiks hiks”
“sudahlah kamu jangan menangis Gladia. Aku tau apa yang kamu rasain. Mending sekarang kamu tenang aja yah, aku udah ada di samping kamu kok. Kamu boleh ngelakuin apapun untuk melepas rasa gelisahmu itu. sudah sudah jangan menangis. Nanti muka cantik kamu hilang loh”
Ketika Sungmin bilang begitu Gladia pun malah semakin menangis. Sekarang Sungmin tidak tau apa yang harus dia lakukan untuk membuat Gladia tersenyum. Sungmin pun memeluk Gladia dengan penuh perasaan dan kasih sayang yang tulus. Lalu Gladia berhenti menangis sesaat karena Gladia merasakan detakan jantung Sungmin yang begitu cepat ketika memeluk dirinya. Gladia pun memeluk Sungmin lebih erat lagi karena dia merasa terlindungi ketika memeluk Sungmin. Ketika mereka berpelukan, tiba-tiba Sungmin batuk sangat keras dan mengeluarkan darah. Gladia pun langsung melepaskan pelukannya dan melihat kearah Sungmin yang masih batuk mengeluarkan darah. Darah nya itu sangat banyak. Sudah jatuh di bajunya dan di lantai yang diinjaknya. Gladia pun hanya bisa menangis melihat Sungmin seperti itu.
“sungmin! Sungmin! Kamu kenapa? Ya Tuhan, ada apa dengan hari ini?”
Gladia pun pergi meninggalkan Sungmin yang sedang terkapar di latai. Gladia menangis sangat keras dan berlari menuju ruang dokter untuk meminta bantuan. Akhirnya bantuan pun datang dan Sungmin dalarikan keruangan yang cukup untuk perawatan.
*******************************FLASHBACK**************************************
Sungmin sejak kecil sudah menderita pernyakit yang sangat parah. Penyakit itu adalah penyakit permanen yang bisa menyebabkan kematian. Penyakit itu juga masih belum bisa disembuhkan oleh para dokter. Jika detak jantung Sungmin berdetak kencang berarti nanti dia akan mengalami muntah darah yang sangat parah Karena keadaan jantungnya yang tidak stabil. Dan Sungmin sebelumnya mengira bahwa detak jantungnya berdetak kencang karena dia sedang ada dipelukan orang yang dia cintai, namun perkiraan itu salah, Sungmin malah mengalami muntah darah yang sangat parah. Sungmin lupa akan penyakit yang dideritanya selama ini. Dan sekarang Sungmin merasa bersalah karena dia datang bukan untuk menyenangkan hati Gladia, namun malah membuat Gladia semakin tersakiti akan penyakit yang dideritanya ini. Ternyata di balik senyum Sungmin, tersimpan sejuta cerita haru mengenai penyakitnya.
Dan Gladia pun sekarang sendirian. Dia duduk diruang tunggu dengan muka yang sangat pucat dan mata yang sangat lebam. Gladia masih memikirkan keadaan Yesung dan keadaan Sungmin yang tadi mengalami muntah darah dipelukan Gladia. Gladia bingung sekarang dia harus berbuat apa untuk menyelesaikan semua masalah ini. Gladia melihat jam yang bergerak di tangan nya dan waktu sudah menunjukan pukul 08.17 malam, sudah 3 jam Hun meninggalkan Gladia dirumah sakit sendirian, Hun belum datang untuk menghantarkan makanan untuk Gladia dan Yesung, mama dan papa Gladia juga belum datang untuk menjenguk Gladia. Gladia merasa lelah dan akhirnya dia tertidur di kursi di ruang tunggu rumah sakit sampai keesokan harinya.
(keesokan harinya)
Ketika Gladia bangun setengah sadar, dia melihat sekitar dan dia merasa sakit ditangannya. Ternyata di tangannya ada infuse yang
menusuk tangannya. Gladia sontak langsung bangun dan kaget. Disekitarnya hanya ada Hun yang sedang tidur di sofa di samping tempat tidur. Ternyata semalam Gladia pingsan sesaat dan Hun langsung membawa Gladia ke ruang inap untuk perawatan. Gladia juga merasa lemas dan pusing yang sangat berat, namun Gladia malah beranjak dari tempat tidurnya untuk pergi mencari dimana Yesung dan Sungmin.
Dia berjalan menggunakan kursi roda karena dia tidak sanggup berdiri karena lemas. Dia sambil menenteng infuse menuju ke tempat informasi
“permisi suster, saya mau mencari ruangan tempat teman saya berada. Teman saya bernama Yesung dan Sungmin.”
“oh sebentar yah dek. Hmm, mereka satu ruangan. Mereka ada di Ruang SJ no 13 lantai 15”
“kamsahamnida suster”
“cheonmaneyo”
Gladia pun yang sedang berada di lantai 2 langsung menuju lantai 15 menaiki lift yang tersedia. Gladia mengayuhkan roda dengan sangat cepat. Gladia hanya membawa infuse dan membawa handphonenya. Gladia masih memikirkan yang terjadi kemarin malam. Dan Gladia pun sampai di depan lift, dan Gladia masuk dan memencet angka 15 yang menandakan bahwa ia ingin ke lantai 15. Ketika Gladia menunggu di lift, tiba-tiba saja ada telpon dari Hun. Gladia pun mengangkat telpon itu
“yeoboseyo, mwo?”
“kamu dimana? Kenapa tadi tidak membangunkanku? Aku kan jadi panik! Dimana kamu sekarang? Aku akan menyusulmu”
“oppa~ aku tak apa. Tadinya aku ingin membangunkan dirimu, tapi dirimu terlihat sangat lelah. Makanya tidak aku bangunkan. Aku lagi
menuju ruang dimana Yesung dan Sungmin berada yaitu dilantai 15. Oppa tak usah takut. Aku masih di rumah sakit kok.”
“mwo? 15?”
“iya… udah yah aku sudah mau sampai, bye”
Gladia pun menutup telponnya dan keluar dari lift karena dia sudah sampai di lantai 15. Persis di depan lift terdapat ruang SJ lalu Gladia
memasuki ruang itu dan dia melihat nomor yang tergantung pada pintu setiap kamar, dan Gladia menemukan ruang SJ no 13 yang terdapat
di kanan jalan. Gladia pun memasuki ruangan itu. ketika dia masuk, di ruangan itu hanya ada 2 tempat tidur. Yang kanan dan yang kiri. 2 tempat tidur itu ditutupi hordeng berwarna hijau tua. Gladia pun mengintip dari balik hordeng di tempat tidur sebelah kanan dan disana Gladia melihat Yesung sedang terbaring tak sadarkan diri dengan monitor untuk mengetahui perkembangan jantung nya. Dan Gladia pun membalikkan badan dan berjalan menuju tempat tudur satunya di sebelah kiri, dan Gladia melihat Sungmin yang juga tak sadarkan diri. Namun keadaan Sungmin lebih parah daripada keadaan Yesung. di tempat tidur Sungmin banyak kabel-kabel yang menghubungkan sesuatu ke dalam tubuhnya. Disana juga ada tabung oksigen untuk bernafas. Gladia yang juga sedang sakit, tiba-tiba meneteskan air mata ketika dia melihat Sungmin dengan keadaan seperti itu. dia tidak tega, orang sebaik Sungmin harus mengalami ini sejak kecil.
Ketika Gladia ingin keluar dari ruangan itu sambil menangis,tiba-tiba dia mendengar seseorang memanggil namanya
“Gladia..Gladia..Gladia..”
Dan Gladia pun menengok ke belakang, dia mencari asal dari suara itu. ternyata Sungmin lah yang memanggil. Gladia menuju tempat Sungmin sambil menangis kejer di kursi rodanya. Dia meraih tangan Sungmin, tangan Sungmin sangatlah dingin. Ketika Gladia melihat muka Sungmin, dia sangat pucat. Mukanya putih sekali seperti mayat. Gladia hanya bisa menangis karena dia tidak tau apa yang harus dia perbuat sekarang.
Tiba-tiba Yesung sadarkan diri dengan sendirinya. Dan ketika Yesung sadar, dia melihat dari celah hordeng ada Gladia yang sedang bersama Sungmin. Yesung pun perlahan meneteskan air matanya. Ternyata selama ini Yesung juga menyukai Gladia. Karena Gladia mirip sekali dengan teman Yesung yang dulu sempat menjadi pacarnya namun belum lama ini dia meninggal dunia. Yesung selama ini bersikap cuek kepada Gladia hanya untuk menutupi rasa kesedihannya itu karena ditinggal pacarnya yang sudah meninggal. Yesung tak mau teringat akan pacarnya itu, namun dia tidak bisa membohongi perasaannya. Alhasil Yesung menyukai Gladia. Tiba-tiba Yesung teringat sesuatu. Waktu itu ketika Yesung ingin menyatakan cinta kepada pacarnya dia menyanyi. Yesung memang mempunyai suara yang sangat bagus, dan banyak orang yang bilang kalau suaranya itu bisa membuat hati para wanita luluh. Dan sekarang Yesung akan bernyayi dari tempat tidurnya untuk Gladia, agar Gladia tau betapa sayangnya Yesung terhadap dirinya. Yesung pun bernafas panjang dan dia mulai bernyanyi
“yeongwonhi idaero jamdeulgil baraedo yeojeonhi geunyeoro ggaeeonado, dasineun ggumguji angireul baraedo oneuldo geunyeoro naneun jami deulsuga isseo”
Dan Gladia pun mendengar suara itu. Gladia pun menengok ke arah Yesung dan Gladia melihat Yesung sedang menangis disana. Ketika Gladia menyamperi Yesung dan meninggalkan Sungmin, Sungmin pun secara tidak sadar tiba-tiba meneteskan air mata. Namun Gladia tidak tau kalo Sungmin menangis. Dan Gladia pun menuju ke arah Yesung dan menangis.
“apa maksud kamu menyanyikan itu?” kata Gladia sambil menangis
“aku hanya ingin kamu tau kalo aku sayang sama kamu” Yesungpun menjawab dengan tangisan juga. Rasanya Yesung sudah tak sanggup menyimpan perasaan ini. Gladia pun memegang tangan Yesung sambil menangis dan berkata
“kamu tau, aku juga merasakan hal yang sama dengan kamu sejak kita bertemu waktu itu. namun kamu terlalu cuek. Dan aku merasa kamu tak akan menyukai ku, ternyata kamu…”
Gladia pun memeluk Yesung dengan tangisan. Namun ketika Gladia dan Yesung sedang berpelukan, Sungmin pun tiba-tiba kejang-kejang seperti orang yang kehabisan nafas. Gladia pun melepas pelukannya dengan Yesung dan cepat-cepat pergi menuju Sungmin. Ketika Gladia menuju tempat Sungmin, Sungmin pun berbicara kepada Gladia dengan tegarnya
“Gladia, kamu sekarang sudah tau kalau aku seperti ini. Ini adalah waktu yang tepat untuk aku berbicara, sebentar lagi aku akan berpulang dan sebelum aku berpulang kamu harus tau kalau aku sangat sayang kepadamu. Maaf sebelumnya karena aku terlalu takut untuk menyatakan ini kepadamu. Aku terlalu payah untuk menjadi kekasihmu. Dan aku sesungguhnya sudah mengetahui kalau kamu dan Yesung sekarang sudah saling menyukai. Kamu tak perlu tau bagaimana rasa nya hatiku sekarang jika kamu ada di pihakku karena kamu pasti sudah tau apa yang aku rasakan sekarang. Inilah diriku. maaf jika aku punya salah terhadap dirimu. Kata terakhir yang ingin ku katakan aku akan selalu ada disampingmu dan aku rela kamu bersama dirinya. Tolong jaga baik-baik orang yang kamu cintai, dunia ini kejam dan jangan sampai kamu berbuat sesuatu sehingga membuat hubungan kalian berantakan. Anggap saja aku sebagai hati yang hilang untuk sementara. SARANGHAEYO~ ULJIMA MY GIRL~ ……… “
Dan Sungmin pun menghembuskan nafas untuk yang terakhir kalinya. Gladia pun menatap mata Sungmin dengan penuh kesungguhan sampai Sungmin menutup mata.
“sungmin… sungmin… SUNGMIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIN! ENGGAK! BANGUN SUNGMIN! SUNGMIN BANGUN! SUNGMIN.. SUNGMIN LIHAT AKU! SUNGMIN… SUNGMIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIN”
Gladia pun menangis dan terjatuh dari kursi rodanya. Lalu Yesung datang untuk mengangkat Gladia ketika dia jatuh. Dan Gladia pun memeluk Yesung sambil menangis di bahu Yesung. banyak air mata yang dikeluarkan Gladia. Banyak sekali. Gladia tidak kuat dengan kepergian Sungmin. Ini terlalu cepat untuk perpisahan. Masih panjang waktu yang akan dilalui Sungmin jika dia masih hidup sekarang. Yesung mencoba menabahkan Gladia atas kepergian Sungmin. Ini memang jalan terbaik untuk Sungmin dan penyakitnya. Dan sampai akhirnya Yesung menceritakan semua kepada Gladia.
“sejak dulu aku sudah bersahabat dengan Sungmin. Kita sangat dekat. Sampai suatu ketika ada cewek yang aku suka. Dia itu adalah sepupu Sungmin. Namanya Sun. dia itu mirip sekali sama kamu. Dia cantik, baik, dan dia juga cerdas. Namun dia itu mempunyai penyakit stroke yang sangat parah. Aku rela ngelakuin apapun demi Sun. sampai akhirnya aku menjadi pacarnya ditengah dia sedang kritis untuk memperjuangkan hidupnya. Selama dia berpacaran dengan ku, dia merasa baikkan dari sebelumnya. Namun dia hanya bisa duduk di kursi roda karna dia mengalami kelumpuhan sejak dia melewati masa kritisnya. Aku selalu ada di samping dia sampai dia ingin menjalankan operasi. Aku rela memberikan organ tubuhku ini hanya untuk dia. Namun dia menolaknya. Karena dia bilang ‘lebih baik aku yang mati daripada aku harus memanfaatkan orang yang sangat aku cintai’ dan aku benar-benar tidak merasa keberatan untuk mengorbankan nyawa ku untuknya. Sampai akhirnya dia meninggal 2 bulan yang lalu disaat aku 1 bulan jadian bersama dirinya. Lalu ketika aku merasa sedih karena memikirkan Sun, Sungmin selalu ada untuk memberikanku kekuatan sebagai sahabatnya. Dia selalu menghiburku dengan tingkah bodohnya itu, sampai akhirnya kamu datang ke sini. Ketika aku melihat mu pertama kali di jalan, yang aku ingin katakan hanya 2 kata yaitu “kamu cantik” dan ternyata aku sekelas sama kamu. Eh tapi aku ga nyangka ternyata kamu kenal sama Sungmin. Aku kira kamu sepupu nya Sungmin juga kaya si Sun, namun ternyata Sungmin juga bertemu pertama kali dengan kamu dijalan. Namun kamu sudah lebih dulu berkenalan dengan Sungmin daripada dengan ku. Dan aku sejak melihat mu dengan Sungmin sedikit jealous karena Sungmin sahabatku dekat-dekat dengan seorang gebetanku yaitu kamu. Sampai akhirnya aku tau kalau Sungmin juga suka sama kamu. Dan kita pun bermusuhan. Namun Sungmin mencoba untuk memberi penjelasan sama aku. dia bilang “lo boleh kok ambil dia (Gladia) dari gue. karena gue tau lo juga suka sama Gladia dan lo lebih pantas mendapatkannya daripada gue.” Dan aku mengerti kenapa Sungmin bilang begitu. Namun aku tak bisa menjelaskan itu sekarang sama kamu. Nanti kamu akan tau. Dan aku pun mengalami kecelakaan untuk menyelamatkan kamu dari truk yang mau menabrak kamu, karena aku ga mau kehilangan orang yang aku suka untuk yang kedua kalinya. Dan aku tau dari dokter kalo aku punya gangguan sama hati aku ketika aku mengalami kecelakaan itu. dan aku menceritakan semua ini sama Sungmin, dan Sungmin rela mendonorkan hatinya untuk aku. dia bilang dia mendonorkan hatinya sebagai tanda persahabatan dan tanda permintaan maaf dan sebagai rasa cinta dia sama kamu. Dia bilang aku harus bisa sebagai pendamping kamu menggantikan Sungmin jika nanti dia meninggal. Dan ketika setelah kamu tertidur di ruang tunggu, malam harinya aku menjalani operasi dengan Sungmin tanpa sepengetahuan kamu. Dan operasi itupun berhasil, namun keadaan Sungmin semakin parah setelah operasi. Dia hanya bisa berserah kepada yang diatas untuk keselamatannya di hari mendatang. Namun Tuhan berkehendak lain, dia berpulang tadi dengan keadaan yang sudah tak bisa diselamatkan lagi. Dia itu sangat sayang sama kamu, sampai-sampai dia rela memberikan hatinya untuk kamu melalui aku. dia itu sahabat yang paling baik yang aku miliki dari dahulu sampai sekarang dan selamanya. Aku tak tau harus berbuat apa untuk membalas kebaikan Sungmin.”
(keesokan harinya)
“ayo sayang kita pergi ke makam Sungmin untuk perjumpaan yang terakhir kalinya”
Ucap Yesung kepada Gladia. Namun, Gladia hanya diam di tempat duduk dengan mengenakan baju hitam dan bawahan hitam. Dia masih tidak kuat untuk menghadiri pertemuan yang terakhir kalinya dengan Sungmin. Gladia masih mengingat detik-detik Sungmin menghebuskan nafasnya di depan Gladia dengan tangisan yang mengiringi pertemuan mereka. Tiba-tiba Gladia meneteskan air mata secara perlahan. Dia mengingat masa-masa indah dimana Sungmin selalu ada untuk Gladia disaat Gladia sedih maupun susah. Gladia juga mengingat saat mereka baru bertemu dengan kekonyolan Sungmin, dan disaat Gladia juga bergoncengan sepeda bersama Sungmin sepulang sekolah. Itu adalah masa dimana Sungmin tidak terlihat mempunyai penyakit yang parah. Dan Gladia juga mengingat disaat Yesung sedang kritis, hanya Sungmin yang ada di sampingnya untuk menemaninya dan sampai akhirnya Sungmin batuk keras dan mengeluarkan banyak darah dan akhirnya Gladia mengetahui penyakit Sungmin sampai dia meninggal sekarang. Gladia pun bangkit dari tempat duduknya dan langsung memeluk Yesung karena dia sudah tak kuat lagi. Dia berkata kepada Yesung
“Yesung, bolehkah aku meminta satu permintaan?”
“tentu saja boleh, ada apa?”
“bolehkah aku mencintai Sungmin seperti aku mencintai mu? Aku hanya ingin membalas cinta Sungmin yang sempat terpendam. Bolehkah?”
“tentu saja boleh. Hati Sungmin sekarang hatiku juga. Jika kamu mencintaiku, kamu juga pasti mencintai Sungmin karena sekarang hati kami
menyatu. Jika kamu tulus mencintaiku, kamu juga tulus mencintai Sungmin. Aku tidak perlu merasa terbagi karena sekarang aku bisa merasakan tulusnya cinta Sungmin kepada dirimu melalui aku”
“inikah isi hatimu Sungmin kepada diriku?”
“ya, melalui aku kamu akan tau”
Dan merekapun berpelukan dengan hangat. Yesung melihat Gladia yang meneteskan air mata. Dan dia mengusapnya dan tersenyum untuk Gladia. Dan Gladia pun tersenyum karena sekarang dia bisa mencintai orang yang dia cintai dan mencintai orang yang selama ini juga mencintai dirinya sampai ajal menjemputnya.
Mereka pun pergi menuju tempat peristirahatan terakhir Sungmin dan ketika saat penguburan Gladia hanya menangis di pelukan Yesung dan ketika Gladia memeluk Yesung, Gladia melihat di kejauhan ada Sungmin yang tersenyum untuk Gladia dan melambaikan tangan untuk Gladia. Dan Sungmin akan tetap ada di hati Gladia dan Yesung sampai mereka menikah dan mempunyai anak.